Kamis, 04 Juli 2013

cakar dan gigiiiiit!!!!!!!!


05.45,minggu,23 maret 2007,embun tebal menyelimuti istanaku, terdengar  suara bising penggorengan membangunkan ku  dari tidur nyenyakku,itu adalah 1 dari 101 cara bagaimana ibuku membangunkanku dan kanza adikku,mulai dari menarik selimut kami,menyibakkan gorden jendela,membuat suara bising hingga bernyanyi rock yang membuat aku dan kanza langsung terbangun. Aku berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dengan mata setengah terbuka  diiringi kanza dibelakangku yang masih memeluk bubu ‘boneka beruang kesayangannya’. Setelah mandi kami langsung OTW di depan kotak elektronik yang menjadi keseharian kami,apalagi kalau bukan televisi. Saat aku dan kanza menonton kartun favorit kami terdengar suara ibu memanggil nama ku,karena keasyikan nonton kartun,aku tak mendengar suara ibu,untuk yang kedua kalinya ibu memanggil namaku tapi masih saja aku asyik nonton dan tak menghiraukannya ,lalu ibu dengan paksa merebut remot tv dari tanganku ,aku kaget dan bertanya pada ibuku”ada apa bu?” “ada apa,ada apa...dari tadi ibu memanggilmu,kamu malah asyik nonton,cepat bantu ibu,kamu juga kanza”sontak ibuku. “Baik bu” jawabku dan kanza dengan hati kesal.Ibuku meminta kami untuk mengambil beberapa helai daun pandan untuk memasak kolak,masakan kesukaan kami. Kami pun bergegas menuju bukit dibelakang rumahku namun dinginnya embun pagi tak membuat nyali kami ciut untuk menuju bukit dibelakang rumah yang terkenal dengan penghuninya” berbagai jenis ular berbisa”. Dengan bersenjatakan pisau aku dan kanza berhati-hati memotong helaian daun pandan yang berselimut embun. Tiba-tiba ada sesuatu yang menggelinding cepat  dari atas bukit yang membuat aku dan kanza kaget,kami berfikir itu adalah ular besar.Di otakku hanya ada kata” kabu....r”. Belum selesai aku berteriak,sesuatu yang ku sangka ular itu sudah menggigitku dengan sangat kuat bukan hanya satu gigitan saja yang ku rasakan tapi 4 gigitan sekaligus,aku sontak berteriak histeris  dan menangis diikuti dengan adikku yang berteriak “hus...hus...hus...pergi”.ibuku kaget mendengar teriakan ku ia menyangka bahwa kami sedang bertengkar dibelakang dengan membawa 7 buah lidi yang diikat menjadi satu.ia langsung menghampiri kami,dengan wajah marah ibuku berkata:”berhenti jangan bertengkar lagi”.namun adikku mengelak, bukan bu..kami tidak bertengkar tapi ada ular dipunggung kakak.aku hanya duduk dengan menangis terisak-isak,ibuku membalikkan badanku,tiba-tiba ibu ku kaget karena ada seekor kucing meloncat dari punggungku. Ternyata 4 gigitan yang ku rasakan tadi adalah cengkraman kucing yang terjatuh dari atas bukit.ibu ku langsung membawaku ke dalam rumah dan mengobati luka-lukaku,mulai dari luka gores,berdarah dan robek. Aku menjerit kesakitan saat ibuku membersihkan lukaku dengan rifanol dan menetesi betadin ke luka robek di punggung kiriku,adikku kanza hanya terdiam melihatku,ibuku mengulurkan tangan kirinya dan memintaku untuk menggenggam tangannya kuat-kuat jika aku merasa  kesakitan.Itu membuat aku lebih baik.saat itu aku berfikir bahwa apa yang terjadi pada diriku adalah balasan dari tuhan karena lebih mementingkan menonton kartun favoritku dari pada menolong ibuku.ini adalah pelajaran berharga bagiku,karena hal kecil yang kuperbuat aku menderita   dan luka bekas cengkraman kucing itu masih membekas di tubuhku sampai sekarang.aku berjanji akan patuh dan menuruti perkataan ibuku..............