05.45,minggu,23 maret 2007,embun tebal menyelimuti istanaku,
terdengar suara bising penggorengan
membangunkan ku dari tidur nyenyakku,itu
adalah 1 dari 101 cara bagaimana ibuku membangunkanku dan kanza adikku,mulai
dari menarik selimut kami,menyibakkan gorden jendela,membuat suara bising
hingga bernyanyi rock yang membuat aku dan kanza langsung terbangun. Aku
berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dengan mata setengah terbuka diiringi kanza dibelakangku yang masih
memeluk bubu ‘boneka beruang kesayangannya’. Setelah mandi kami langsung OTW di
depan kotak elektronik yang menjadi keseharian kami,apalagi kalau bukan
televisi. Saat aku dan kanza menonton kartun favorit kami terdengar suara ibu
memanggil nama ku,karena keasyikan nonton kartun,aku tak mendengar suara
ibu,untuk yang kedua kalinya ibu memanggil namaku tapi masih saja aku asyik
nonton dan tak menghiraukannya ,lalu ibu dengan paksa merebut remot tv dari
tanganku ,aku kaget dan bertanya pada ibuku”ada apa bu?” “ada apa,ada
apa...dari tadi ibu memanggilmu,kamu malah asyik nonton,cepat bantu ibu,kamu
juga kanza”sontak ibuku. “Baik bu” jawabku dan kanza dengan hati kesal.Ibuku
meminta kami untuk mengambil beberapa helai daun pandan untuk memasak
kolak,masakan kesukaan kami. Kami pun bergegas menuju bukit dibelakang rumahku
namun dinginnya embun pagi tak membuat nyali kami ciut untuk menuju bukit
dibelakang rumah yang terkenal dengan penghuninya” berbagai jenis ular
berbisa”. Dengan bersenjatakan pisau aku dan kanza berhati-hati memotong helaian
daun pandan yang berselimut embun. Tiba-tiba ada sesuatu yang menggelinding
cepat dari atas bukit yang membuat aku
dan kanza kaget,kami berfikir itu adalah ular besar.Di otakku hanya ada kata”
kabu....r”. Belum selesai aku berteriak,sesuatu yang ku sangka ular itu sudah
menggigitku dengan sangat kuat bukan hanya satu gigitan saja yang ku rasakan
tapi 4 gigitan sekaligus,aku sontak berteriak histeris dan menangis diikuti dengan adikku yang
berteriak “hus...hus...hus...pergi”.ibuku kaget mendengar teriakan ku ia
menyangka bahwa kami sedang bertengkar dibelakang dengan membawa 7 buah lidi
yang diikat menjadi satu.ia langsung menghampiri kami,dengan wajah marah ibuku
berkata:”berhenti jangan bertengkar lagi”.namun adikku mengelak, bukan bu..kami
tidak bertengkar tapi ada ular dipunggung kakak.aku hanya duduk dengan menangis
terisak-isak,ibuku membalikkan badanku,tiba-tiba ibu ku kaget karena ada seekor
kucing meloncat dari punggungku. Ternyata 4 gigitan yang ku rasakan tadi adalah
cengkraman kucing yang terjatuh dari atas bukit.ibu ku langsung membawaku ke
dalam rumah dan mengobati luka-lukaku,mulai dari luka gores,berdarah dan robek.
Aku menjerit kesakitan saat ibuku membersihkan lukaku dengan rifanol dan
menetesi betadin ke luka robek di punggung kiriku,adikku kanza hanya terdiam
melihatku,ibuku mengulurkan tangan kirinya dan memintaku untuk menggenggam
tangannya kuat-kuat jika aku merasa
kesakitan.Itu membuat aku lebih baik.saat itu aku berfikir bahwa apa
yang terjadi pada diriku adalah balasan dari tuhan karena lebih mementingkan
menonton kartun favoritku dari pada menolong ibuku.ini adalah pelajaran
berharga bagiku,karena hal kecil yang kuperbuat aku menderita dan luka bekas cengkraman kucing itu masih
membekas di tubuhku sampai sekarang.aku berjanji akan patuh dan menuruti
perkataan ibuku..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar